SUKABUMI | Porosnusantara.Com -Tokoh Agama dan Masyarakat Kampung Nyalindung RT.03 RW04, Kelurahan Cicurug, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi – Jawa Barat keluhkan longsor TPT yang baru dua bulan selesai dibangun sudah longsor, Minggu (10/11/2024).
Iyus Ahmad Winarya selaku Penanggung Jawab Astana Gunung sekaligus perwakilan dari Presiden Republik Indonesia meminta tanggungjawab pihak terkait pembangunan TPT yang longsor serta meminta agar pihak terkait menyelidiki atas adanya dugaan korupsi yang terjadi dalam pembangunan tersebut.
“Saya ingin pertanggungjawaban Dinas terkait atas adanya bencana longsor ini, dan juga saya minta semua pihak terkait menyelidiki adanya dugaan penyunatan anggaran yang tertera dalam papan informasi yang pernah saya lihat sekitar 190 juta tapi yang sampai ke pihak pelaksana hanya setengahnya saja lalu kemana yang setengahnya lagi?, sampai terjadi longsor seperti ini kan pastinya karena anggaran tidak sesuai dengan pembangunan karena banyak potongan-potongan anggaran, nah coba selidiki kemana larinya anggaran kok sampai ke bawah cuma setengah”, ucap Iyus Ahmad Winarya.
Sementara Saep purnama, s.ip, m.si selaku Lurah di Kelurahan Cicurug yang ditemui di lokasi longsor mengatakan bahwa Ia dan Camat Cicurug akan secepat mungkin meminta pihak Dinas dan pelaksana terkait untuk bertanggungjawab atas adanya bencana longsor yang terjadi.
“Saya sudah komunikasi dengan pak camat dari tadi, mungkin besok akan kami rundingkan secara langsung dan menghubungi Dinas Perkim karena setau saya anggaran ini bersumber dari APBD”, ucap Lurah Cicurug.
Eman selaku warga setempat yang turut menjadi tukang saat pengerjaan mengatakan bahwa Ia sudah komplen ke pihak pelaksana terkait teknis pengerjaan namun tidak si grubis samasekali.
“Waktu pengerjaan saya sudah komplen ke mandor ajo soal teknis, saya bilang ini gak bisa adukan nya pake sampah akan berpengaruh nanti sama kualitas ini juga gak akan maksimal pak kalo sesuai gambar nantinya malah akan longsor tapi kata mandor kalo gak sesuai gambar gak akan dibayar, saya kerja cuma 13hari karena tidak sesuai dengan hati nurani saya, apalagi pembayaran tidak sesuai saya dan yang lain hanya di bayar 50 ribu rupiah perhari itu juga dibayar sesudah pengerjaan selesai”, ucap Eman.
“Malahan pipa yang dipake itu punya saya pribadi katanya nanti dibayar taoi sampe sekarang belom ada sama sekali. Material warga lain juga ada yang dipake sama janjinya nanti dibayar tapi belom ada yang dibayar samasekali sampe sekarang”, sambungnya.
Reporter: Budi Setiawan











