MALANG | POROSNUSANTARA.COM – Ribuan jamaah memadati Pondok Pesantren Roudlotul Muhsinin, Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Minggu (23/11/2025). Mereka hadir dalam Haul ke-21 pendiri pesantren tersebut, Almaghfurlah KH. Muhsin Syafi’i. Acara berlangsung penuh khidmat dengan rangkaian tahlil akbar, tausiyah, dan doa bersama.
Momentum Haul kali ini menjadi semakin istimewa dengan kehadiran Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Dr. (H.C.) Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si., atau akrab disapa Gus Imin, bersama sejumlah rombongan pejabat Forkopimda dan tokoh ulama terkemuka.
Tercatat sedikitnya 3.000 jamaah hadir dalam kegiatan yang dipimpin oleh Ketua Panitia, M. Mudhoffar. Termasuk di antara undangan penting yaitu Wakil Bupati Malang Hj. Lathifah Shohib, Dirbinmas Polda Jatim Kombes Pol Lafri Prasetyono, perwakilan Kodim 0818 Malang-Batu, serta sejumlah kiai kharismatik dari pesantren besar di Jawa Timur.
Soroti Peran Vital Pesantren untuk Masa Depan Bangsa
Dalam sambutannya, Gus Imin menegaskan bahwa pesantren adalah institusi pemberdayaan masyarakat paling efektif sejak dahulu hingga kini.
“Pesantren telah memberikan arah dan tujuan hidup bagi masyarakat. Pemerintah seharusnya berterima kasih kepada para ulama dan masyayikh karena peran penting mereka dalam membangun generasi tangguh, bermartabat, dan bermanfaat bagi bangsa,” ungkapnya.
Ia mengajak seluruh pihak melakukan introspeksi diri dan memperkuat sinergi dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Nasihat Ulama: Ilmu yang Diamalkan Menghadirkan Keberkahan
Rangkaian acara juga diisi pesan-pesan penuh hikmah dari ulama besar, antara lain Romo KH. Hanan Maksum dari Kediri yang mengingatkan bahwa ilmu harus diamalkan agar bernilai manfaat.
“Menuntut ilmu tidak bergantung pada harta, tetapi pada niat yang sungguh-sungguh,” pesannya kepada santri dan jamaah.
Sementara itu, Mauidloh Hasanah oleh Gus Abdulrahman Al Kautsar (Gus Kausar) dari Ploso Kediri menekankan pentingnya menjaga hubungan santri dengan para guru sebagai penjaga keberkahan ilmu.
“Meski guru kita telah tiada, ajaran mereka tetap melekat. Jangan pernah jauh dari ulama agar hati kita tetap hidup,” ujarnya
Syiar Cinta Guru dan Ulama
Pihak keluarga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para jamaah dan berharap momen haul ini terus menjadi ajang memupuk kecintaan kepada para guru yang telah berjasa membimbing umat.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Nurul Huda Djazul dari Ponpes Al Falah Ploso Kediri. Seluruh rangkaian berjalan aman, khidmat, dan lancar hingga pukul 12.00 WIB.
Signifikansi Kegiatan
Kehadiran Menko Pemberdayaan Masyarakat dan tokoh-tokoh strategis menunjukkan adanya interaksi konstruktif antara pemerintah, ulama, dan basis massa pesantren di wilayah Bululawang. Narasi dukungan pemerintah terhadap pesantren dinilai dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap komitmen negara dalam memajukan pendidikan Islam tradisional dan pemberdayaan masyarakat.













