banner 728x250

Kolaborasi PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, PT Pelindo Regional 2, dan PT Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Gelar Pelatihan Pijat Netra Penyandang Disabilitas

JAKARTA  | POROSNUSANTARA.COM  -PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong pemberdayaan dan kemandirian penyandang disabilitas melalui pelaksanaan Program PIJAR (Pijat Netra Berdikari) Vol. 2 atau Fase 2 Tahun 2025. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini dilaksanakan melalui kolaborasi bersama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT Pelindo Regional 2, dan PT Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Senin (30/12/2025).

Pada fase kedua ini, Program PIJAR diperkuat melalui penyediaan fasilitas praktik pijat netra di Terminal Penumpang Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok. Fasilitas tersebut dihadirkan sebagai upaya untuk meningkatkan aksesibilitas layanan, memperluas peluang praktik bagi penyandang tuna netra, sekaligus mendukung peningkatan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan.

Program PIJAR sendiri telah dimulai sejak tahun 2024 sebagai inisiatif TJSL SPSL yang berfokus pada pelatihan keterampilan pijat bagi penyandang tuna netra. Melalui kolaborasi dengan IPCC dan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), program ini memberikan pelatihan, sertifikasi pijat profesional, serta dukungan sarana dan prasarana penunjang guna mendorong kemandirian ekonomi para peserta.

Senior Vice President Sekretariat Perusahaan PT Pelindo Solusi Logistik, Dewi Fitriyani, menyampaikan bahwa keberlanjutan Program PIJAR mencerminkan komitmen perusahaan dalam menghadirkan program TJSL yang berdampak nyata dan berkelanjutan.

Program PIJAR bukan hanya tentang pelatihan, tetapi tentang membuka akses, menciptakan kesempatan, dan membangun kemandirian. Melalui penyediaan fasilitas praktik di ruang publik seperti terminal penumpang, kami ingin memastikan bahwa penyandang tuna netra memiliki ruang untuk berdaya, berkarya, dan diakui secara profesional,” ujar Dewi.

Terminal Penumpang Nusantara dipilih karena memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, khususnya pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru, di mana mobilitas penumpang kapal dan pekerja pelabuhan meningkat signifikan. Kehadiran layanan pijat netra diharapkan dapat menjadi bagian dari peningkatan kenyamanan penumpang, sekaligus membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi para penerima manfaat Program PIJAR.

Lebih lanjut, Dewi menambahkan bahwa sinergi antara SPSL, entitas Pelindo Group, pemangku kepentingan, serta komunitas menjadi kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat.

Pelaksanaan Program PIJAR Vol. 2 mendapatkan sambutan positif dari para penerima manfaat. Basuki Mustofa (40), salah satu peserta Program PIJAR, mengungkapkan bahwa program ini memberikan peluang nyata bagi penyandang tuna netra untuk dapat lebih mandiri.

Saya mewakili rekan-rekan penerima manfaat Program PIJAR mengucapkan terima kasih kepada Pelindo yang telah menggandeng kami, para penyandang disabilitas, untuk terlibat dalam program ini. Bagi kami, PIJAR bukan hanya pelatihan, tetapi juga kesempatan untuk bekerja, berusaha, dan dihargai. Kami berharap kemitraan ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak teman-teman tuna netra, khususnya di wilayah Jakarta Utara,” ujar Basuki.

Manfaat program ini juga dirasakan langsung oleh pengguna jasa pelabuhan. Sumitra (63), salah satu penumpang kapal yang memanfaatkan layanan pijat netra di Terminal Penumpang Nusantara, menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran layanan tersebut.

“Bagi kami yang akan melakukan perjalanan jauh, layanan pijat ini sangat membantu untuk merelaksasi tubuh sebelum berangkat. Pelayanannya baik dan membuat badan terasa lebih segar. Apalagi saat ini program ini gratis dan ada promo atau diskon untuk beberapa hari ke depan, sehingga sangat bermanfaat bagi penumpang,” tuturnya.

Program PIJAR Vol. 2 juga sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 1 tentang penghapusan kemiskinan, SDGs 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta SDGs 10 tentang pengurangan ketimpangan. Melalui keberlanjutan Program PIJAR, SPSL berharap dapat terus memperluas jangkauan program ke berbagai wilayah di Indonesia, sehingga semakin banyak penyandang tuna netra yang memperoleh manfaat dan kesempatan untuk hidup lebih mandiri dan bermartabat.

“Program PIJAR kami yakini dapat menjadi sebuah sinergi dan kolaborasi untuk bersama-sama membangun ekosistem yang inklusif dan berkeadilan, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang setara untuk tumbuh dan berkontribusi,” tutup Dewi. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *