JAKARTA | POROSNUSANTARA.COM – Dikenal sebagai sosok legendaris yang membentangkan sejarah panjang dalam dunia musik dan seni Indonesia, Titiek Puspa bukan hanya seorang penyanyi dan pencipta lagu yang ulung, tapi juga seorang perempuan tangguh yang kisah hidupnya sarat makna dan inspirasi.
Lahir dengan semangat berkarya yang luar biasa, perjalanan hidup Titiek tak luput dari kisah cinta, perjuangan, hingga pengabdian tanpa pamrih demi anak-anak dan budaya bangsanya.
Tiga Cinta dalam Hidup Titiek Puspa
Titiek Puspa menikah pertama kali dengan Kasno pada tahun 1957, namun pernikahan ini berakhir di tahun yang sama. Dua tahun kemudian, pada 1959, ia menikah dengan Zainal Ardi, seorang penyiar radio RRI yang memperkenalkannya pada dunia penulisan lagu. Dari pernikahan ini, lahirlah dua putri tercinta: Petty Tunjungsari (lahir 12 Januari 1960) dan Ella Puspasari (lahir 23 September 1961). Namun sayangnya, rumah tangga ini pun harus kandas pada 1968.
Tahun 1970, Titiek dipertemukan dengan belahan jiwanya yang terakhir, Mus Mualim seorang musisi jenius yang lebih memilih berada di balik layar. Mus menjadi sosok penting dalam perjalanan musikal Titiek, membantu mengasah kemampuan menulis lagunya. Cinta mereka bertahan hingga Mus berpulang pada 1 Januari 1990, menjadikan Titiek menjalani 34 tahun hidup dalam kesendirian sebuah pilihan yang ia tempuh dengan elegansi dan keteguhan.
Melawan Kanker dengan Doa dan Lagu
Pada 2009, Titiek didiagnosis mengidap kanker serviks. Dalam masa perawatan di RS Mount Elizabeth Singapura, ia menjalani kemoterapi selama dua bulan. Bukannya larut dalam sakit, Titiek justru melahirkan 61 lagu selama masa penyembuhan. Ia percaya bahwa doa, semangat hidup, dan pengobatan yang tepat adalah kunci sembuhnya dari penyakit tersebut.
Musisi, Aktris, dan Pencipta Lagu Anak
Selain tampil sebagai penyanyi, Titiek juga berperan dalam sejumlah film, seperti Karminem, Inem Pelayan Sexy, dan Apanya Dong. Bersama Mus Mualim, ia bahkan terlibat dalam film-film dengan kontribusi musik yang luar biasa, termasuk Minah Gadis Dusun (1965) dan Di Balik Cahaya Gemerlapan (1976).
Kepeduliannya pada anak-anak membuat Titiek menciptakan lagu-lagu seperti Menabung dan Aku Suka Musik yang populer di era 1990-an, dinyanyikan bersama Saskia dan Geofanny.
Tak berhenti sampai di sana, pada 2014, Titiek membentuk grup vokal anak bernama Duta Cinta, yang beranggotakan 10 anak dari beragam latar belakang. Grup ini tampil dalam serial Pesta Sahabat yang ditayangkan di RTV dari tahun 2017 hingga 2019, memperkuat pesan kasih, persatuan, dan pendidikan lewat musik.
Warisan Sang Maestro
Meski Mus Mualim telah tiada, dan tubuhnya sempat dilanda penyakit, semangat Titiek Pu
spa tak pernah pudar. Ia terus menebar cinta dan kebaikan melalui karya, menginspirasi generasi demi generasi. Kini, dunia boleh berduka atas kepergiannya, namun warisannya akan terus bergema—dalam lagu, kenangan, dan cinta yang tak pernah lekang oleh waktu.
(Sumber : k
altimpost/fb/omphol)













