Sidoarjo – Di tengah arus zaman yang penuh dinamika, hadir seorang sosok muda nan bersahaja yang membawa keteduhan dalam tutur, keteguhan dalam dakwah, serta keberkahan dalam setiap langkahnya. Dialah Ustadz Nurul Huda, pendakwah Islam yang dikenal luas karena kelembutan akhlaknya, dalamnya ilmu, dan ketulusannya dalam membimbing umat.
Lahir di Sampang, Madura, pada 15 Februari 1993, Ustadz Nurul Huda adalah cerminan ulama muda yang tumbuh dalam asuhan para kiai besar. Perjalanan ilmiahnya dimulai sejak dini. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP, beliau menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al Idrisi, Bungkak, Baturasang, Tambelangan, Sampang, di bawah asuhan KH. Abdul Khaliq Idris, kakeknya dari pihak ibu.
Tak berhenti di situ, tahun 2010 hingga 2016, beliau memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Al Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang, yang diasuh oleh Almaghfurlah KH. Maimun Zubair, ulama kharismatik yang menjadi panutan nasional.
Kini, Ustadz Nurul Huda menetap di Berbek, Waru, Sidoarjo, setelah sebelumnya berdakwah di kampung halamannya, Desa Kamoning, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang. Dalam setiap langkahnya, beliau menebar ketenangan dan mengajak umat kembali pada kesucian ajaran Islam.
Kepiawaiannya dalam menyampaikan dakwah tidak hanya mencuri perhatian, tetapi juga mendatangkan cinta dan taat dari para santri serta masyarakatnya. Dengan wajah bersahaja, tutur kata lembut, dan pembawaan yang rendah hati, Ustadz Nurul Huda menjadi sosok yang bukan hanya didengarkan, tapi juga dicintai dan dihormati.

Dalam setiap ceramah dan majelis, Ustadz Huda kerap mengingatkan pentingnya memuliakan tamu, sebagaimana hadits Rasulullah ﷺ:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا دَخَلَ الضَّيْفُ عَلَى الْقَوْمِ دَخَلَ بِرِزْقِهِ، وَإِذَا خَرَجَ خَرَجَ بِمَغْفِرَتِهِمْ. [رواه الديلمي]
Artinya:
“Apabila tamu masuk kepada suatu kaum, maka ia masuk dengan membawa rezekinya, dan apabila ia keluar, ia keluar dengan (menyebabkan) ampunan bagi mereka.” (HR. Ad-Dailami)
Serta atsar penuh makna:
قال أبو الشيخ عن أبي قرصافة: إِذَا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى بِقَوْمٍ خَيْرًا، أَهْدَى إِلَيْهِمْ هَدِيَّةَ الضَّيْفِ، يَنْزِلُ بِرِزْقِهِ، وَيَرْتَحِلُ بِرِزْقِهِ، وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لِأَهْلِ الْمَنْزِلِ.
“Apabila Allah Ta‘ala menghendaki kebaikan bagi suatu kaum, Dia mengirimkan kepada mereka hadiah berupa tamu. Tamu itu datang dengan rezekinya, pergi pun dengan membawa rezekinya, dan sungguh Allah telah mengampuni penghuni rumah tersebut.” (Abu Qarsafah, diriwayatkan abu Syaikh)
Dan juga mengutip hikmah dari Sayyidah ‘Aisyah RA:
وَالحَكِيمُ التِّرْمِذِيُّ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَزُولُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَتْ مَائِدَتُهُ مَوْضُوعَةً.”
Terjemahannya:
“Sesungguhnya para malaikat tidak berhenti bershalawat (mendoakan rahmat) kepada seorang dari kalian selama hidangannya masih terhidang (disiapkan).” HR. Atirmidzi
Ustadz Nurul Huda juga kerap membagikan untaian hikmah yang menguatkan hati, seperti pesan singkatnya:
> “كُلٌّ مَيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ”
“Teruslah melangkah karena setiap jiwa telah dimudahkan menuju takdirnya.”
Tak hanya dalam lisan, namun dalam perbuatan, Ustadz Nurul Huda dikenal sebagai pribadi yang murah senyum, penyayang, dan tak segan membantu siapapun yang membutuhkan. Beliau mendampingi masyarakat bukan hanya dalam ibadah, tapi juga dalam urusan kehidupan—memberi solusi, menjadi penengah, dan peneduh.
Kehadirannya membawa keteduhan di tengah masyarakat, dan setiap langkahnya membawa keberkahan yang dirasakan tidak hanya oleh murid-muridnya, tapi juga oleh warga sekeliling. Beliau adalah tamu yang datang membawa rezeki, dan pergi membawa ampunan, sebagaimana sabda Rasulullah.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kesehatan, keistiqamahan, dan keberkahan hidup Ustadz Nurul Huda. Dalam dirinya, umat melihat secercah cahaya Islam yang penuh cinta dan kasih sayang.
Penulis: Sudirlam
Dokumentasi pribadi & testimoni masyarakat sekitar













