BENGKULU SELATAN | POROSNUSANTARA.COM – Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan melantik Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifai dan Yevri Sudianto pada Rabu 11 Juni 2024 di Balai Raya Semarak Bengkulu. Mengenakan baju serba putih, pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu selatan Rifa’i Tajuddin dan Yevri Sudianto didampingi oleh sang istri tercinta.
Ketika di tanya awak media tentang program 100 Hari pertama kepemimpinannya setelah pantikan gubernur, Bupati Rifa’i Tajuddin menyampaikan bahwa baginya prioritas utama 100 hari kerja pertama adalah perbaikan infrastruktur seperti jalan , jembatan dan fasilitas infrastruktur lainya termasuk jembatan penghubung antar desa yang sampai saat ini kondisinya masih sangat butuh perhatian ujar bupati Rifa’i
” Infrastruktur yang jadi prioritas utama saya salah satunya jembatan gantung yang menjadi salah satu akses utama penghubung antara desa di Bengkulu Selatan ini dimana lantai jembatan yang rusak akan kami perbaiki , termasuk lampu lampu jalan yang rusak dan mati juga akan kita perbaiki untuk infrastruktur “
Di tambahkan oleh bupati Rifai selain infrastruktur prioritas pembangunan lainnya adalah pendidikan karena masih banyak sekolah yang memiliki fasilitas bangku dan sarana sekolah lainnya yang perlu segera di perbaikan ungkap bupati , selanjutnya di bidang kesehatan kita akan menata kembali rumah sakit daerah agar lebih baik dalam hal pelayanan dan fasilitas tutup bupati
Dikesempatan terpisah pengamat politik pilkada Bengkulu yang merupakan ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Bengkulu Drs. Yuharudin,M.SI berpendapat bahwa selayaknya Bupati dan wakil Bupati Bengkulu Selatan untuk membuktikan janji kampanye mereka terdahulu saat kampanye dengan prioritas program 100 hari pertama adalah program yang sifatnya langsung bersentuhan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat sehingga dampak kepemimpinan baru bagi kabupaten Bengkulu Selatan agar segera dapat di rasakan tegas Yuharuddin, namun dirinya juga mengingatkan kan kepada masyakarat agar tentunya bisa bersabar dalam menunggu janji politik bupati dan wakil Bupati yang baru di Lantik jangan sampai dalam menyikapi janji bupati ini masyarakat berpikir instan semua akan segera di wujudkan karena bagaimanapun semua butuh proses dan mekanisme birokrasi pemerintahan yang harus di taati dan di jalankan
” Yg perlu dipahami program 100 hari adalah pintu pembuka untuk mewujudkan visi misi artinya jangan salah memahami seolah olah program 100 hari instrumen untuk mengukur capaian kinerja Bupati” ujar Yuharuddin (Ferman)
