POROSNUSANTARA.COM | Jakarta – Sejumlah mitra J&T Express yang berlokasi di Jalan Alur Laut, Jakarta Utara menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan yang diberlakukan oleh Agen J&T Sunter. Mereka menilai aturan yang diterapkan supervisor J&T Sunter tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan kantor pusat, sehingga merugikan mitra.
Salah seorang narasumber terpercaya kepada media, menegaskan bahwa semua agen J&T wajib mengikuti SOP dari pusat.
“Agen J&T harus mengikuti SOP yang ditetapkan kantor pusat. SOP ini bertujuan untuk menjaga keseragaman pelayanan, efisiensi operasional, dan kualitas layanan di seluruh jaringan,” jelasnya.
Namun kenyataannya, agen J&T Sunter disebut-sebut membuat aturan sendiri yang membebani mitra. Di antaranya:
1. Denda penyetoran telat yang menurut pusat sebesar 0,1% per hari, dinaikkan sepihak oleh J&T Sunter menjadi 0,5% per hari.
2. Uang jasa yang seharusnya dibayarkan tepat waktu justru ditahan dengan dalih menunggu klaim, bahkan sampai 5 bulan.
3. Pemutusan kerja sama sepihak tanpa konfirmasi dengan pihak mitra.
Iwan, pemilik cabang J&T di Jalan Alur Laut, menyebut langkah tersebut merugikan pihaknya.
“Keputusan sepihak yang dilakukan oleh Diky selaku supervisor J&T Sunter Karya Utara IV sangat merugikan kami. Semua kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan SOP dari kantor pusat,” ujar Iwan.
Najib, salah satu agen lainnya, menegaskan bahwa mereka hanya meminta hak mereka untuk dibayarkan.
“Kami menuntut agar uang jasa kami segera dibayarkan. Kami memberi waktu 14 hari kerja sejak sekarang. Durasi 5 bulan yang dijanjikan pihak J&T Sunter terlalu lama bagi kami,” tegas Najib.
Mitra J&T Alur Laut berharap kantor pusat J&T di Pluit segera mengambil tindakan tegas terhadap supervisor J&T Sunter. Mereka mendesak agar ada teguran keras bahkan pemutusan kerja sama bila perlu, demi memastikan seluruh agen mematuhi SOP yang berlaku.
(red)
