SINTANG,KALBAR | POROSNUSANTARA.COM — Warga Sintang kini menghadapi krisis kelangkaan gas LPG 3 kg bersubsidi. Harga yang seharusnya terjangkau melonjak tajam hingga Rp35.000 hingga Rp38.000 per tabung. Situasi ini kian menekan ekonomi rumah tangga dan memunculkan dugaan kuat adanya praktik mafia dalam distribusi LPG.
Keluhan datang dari berbagai kalangan. Pak Budi, warga Sintang, mengaku sudah berkeliling mencari gas namun hasilnya nihil.
“Saya keliling nyari gas, tapi benar-benar langka. Dapat pun harganya Rp38.000. Pemerintah tolong lebih peka, kasihan masyarakat,” ujarnya.
Ibu Lina, seorang ibu rumah tangga, juga mengeluhkan kesulitan serupa.
Susah sekali. Mau masak, urus anak, sekarang harus keliling cari gas pula. Belum lagi mahal, padahal penghasilan pas-pasan,” katanya.
Ironisnya, kelangkaan ini belum mendapat respons serius dari pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum. Meski isu dugaan permainan dalam distribusi LPG mulai ramai diperbincangkan, belum ada langkah konkret dari pihak berwenang.
Ketua Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Kalimantan Barat, Alfian, turut angkat suara.

“Kasihan masyarakat. Pemkab jangan hanya sibuk urusan seremonial. Ini soal dapur warga. Aparat juga jangan diam. Jika ada mafia, usut dan tindak! Jangan tunggu viral baru bergerak,” tegasnya melalui pernyataan WhatsApp.
<span;>Kondisi ini mendesak adanya tindakan cepat, transparan, dan tegas dari Pemkab Sintang dan instansi terkait. Masyarakat berharap subsidi LPG tidak terus menjadi ajang permainan segelintir oknum, sementara rakyat kecil terus menjerit dalam tekanan hidup.[AZ]





