BONE | POROSNUSANTARA.COM – Dua bulan terakhir ini, kita telah melewati musim kemarau yang panjang. Pergantian musim hujan membawa berkah bagi para petani dan pekebun. Terkhusus di wilayah kabupaten Bone kelurahan Mare desa Mattirowalie.
Secara geografis desa ini berada pada kondisi daerah dataran tinggi. Memiliki posisi di tengah-tengah kab. Bone, tentu menjadi mudah untuk diakses dari daerah lain. Hal ini sangat menguntungkan bagi masyarakat desa tersebut, karena desa Mattirowalie memiliki tanah yang ditumbuhi buah-buahan, salah satunya penghasil buah Durian.
Buah Durian menjadi buah primadona bagi masyarakat pada umumnya. Berburu durian menjadi salah satu aktifitas masyarakat Bone di tengah-tengah pesta demokrasi pemilu.
Salah seorang pengunjung, A.Tenri Yulianti, penggemar Durian desa Mattirowalie ini berseloroh,
“Musim Durian lebih bagus dibanding musim caleg, kalau musim caleg kebanyakan janji, kalau musim Durian memberikan kepastian rasa,” ujarnya dihiasi dengan candaan.
Tiap tahun, lanjut A.Tenri, ketika musim durian, kami selalu berkunjung ke desa Mattirowalie untuk berburu Durian bersama keluarga besar kami.
Infrakstrusktur yang baik, salah satu penunjang kegiatan usaha dan wisata semakin lancar dan mudah diakses sebagaimana kepala desa Mattirowalie, Mansur yang sudah menjabat 3 periode ini, melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan. Akses jalan tinggi telah dicor sehingga memudahkan pengunjung untuk datang.
“Kedepannya, kami berencana mengelola potensi hasil panen Durian masyarakat kami dikelola oleh BUMDES seperti halnya daun Cengkeh yang telah dikelola sebelumnya,” beber Mansur kepada awak media Porosnusantara.com
(A.Muh.Fadli).